Break Even Point : Mengetahui Lebih Jauh Tentang Titik Impas

Pengertian Break Even Point

Break even point atau yang biasa disebut dengan BEP adalah tingkat produksi di mana total pendapatan sama dengan total pengeluaran. Dengan kata lain Break even point adalah titik dimana perusahaan menghasilkan jumlah laba yang sama dengan biaya selama proses manufaktur dalam periode akuntansi. Bisa dikatakan bahwa break even point adalah titik impas dalam suatu perusahaan. Hal ini dikerenakan pendapatan  dan pengeluaran sama nilainya, besaran laba bersih untuk periode tersebut adalah nol.

 

Fungsi Break Even Point

Konsep break even point bisa diterapkan dalam semua bisnis dan industri apapun, baik besar atau kecil. Fungsi dari break even point adalah sebagai berikut :

  • Untuk menentukan jumlah kapasitas yang tersisa setelah BEP tercapai, hal ini dapat memberi gambaran kepada Anda tentang jumlah maksimum laba yang dapat dihasilkan.
  • Untuk menentukan dampak pada laba jika otomatisasi ( biaya tetap ) menggantikan tenaga kerja ( biaya variabel )
  • Untuk menentukan perubahan laba jika harga produk diubah
  • Untuk menentukan jumlah kerugian yang bisa diperkecil jika bisnis mengalami penurunan penjualan

Bagaimana Menerapkan Break Even Point Secara Efektif?

Manajemen harus secara konstan memantau break even point, khususnya dalam hal untuk menguranginya bila memungkinkan. Cara untuk melakukan hal ini termasuk :

  • Analisis biaya – Terus tinjau semua biaya tetap, untuk melihat apakah ada yang bisa diimprovisasi. Tinjau juga biaya variabel untuk melihat apakah ada biaya yang dapat dihilangkan, karena hal itu akan meningkatkan marjin dan mengurangi break even point.
  • Analisis margin – Perhatikan dengan seksama margin produk, dan dorong penjualan produk dengan margin tertinggi, hal ini juga membantu mengurangi break even point
  • Outsourcing –  Jika suatu kegiatan melibatkan biaya tetap, pertimbangkan untuk mengalihdayakannya atau menggunakan outsourcing agar mengubahnya menjadi biaya variabel per unit.
  • Penetapan harga – Kurangi atau hilangkan penggunaan kupon atau pengurangan harga lainnya, karena hal ini malah meningkatkan break even point. Hal lain yang perlu dilakukan adalah tingkatkan harga secara bertahap selama hal tersebut bisa diterima oleh pelanggan.

break even point diagram

Cara  Menghitung BEP

Agar dapat menghitung seberapa besar Break Even point atau titik impas, maka kita membutuhkan beberapa komponen. Dalam BEP terdapat setidaknya tiga komponen. Antara lain fixed cost (biaya tetap), variable cost (biaya variable)  dan selling price (harga jual). Berikut adalah penjelasan selengkapnya :

  • Fixed Cost – Komponen ini merupakan biaya tetap atau konstan. Biaya ini tidak mempengaruhi kegiatan produksi secara langsung.
  • Variabel Cost – Komponen biaya yang satu ini bersifat dinamis. Variabel cost disebut juga sebagai biaya per unit yang tergantung pada tingkat volume produksi. Apabila produksi meningkat, maka variabel cost juga akan meningkat. Contohnya seperti biaya bahan baku, biaya upah tenaga kerja, biaya listrik dan lain sebagainya.
  • Selling Price – Merupakan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi dan siap untuk dijual.

Setelah Anda mengerti dari ketiga komponen tersebut, Anda bisa menghitung besaran break even point dengan rumus sebagai berikut :

 

Menghitung BEP per – unit produk :

BEP = Fixed Cost / (Price – Variable Cost)

 

Menghitung BEP perdasarkan nilai penjualan :

BEP = Fixed Cost / (1 – (Variable Cost /Price))

Contoh :

Anda baru saja mendirikan sebuah usaha pembuatan topi. Setiap bulan produksi Anda adalah 50 topi. Sedangkan harga per buah Rp 40.000. Untuk biaya variabel per topi rata-rata Rp 20.000 dan rata-rata biaya tetap tahunan Rp 2.000.000.

Pertanyaannya berapa jumlah topi yang harus diproduksi dan harga per topi agar mencapai BEP? Penyelesaiannya adalah :

Pertama – tama  hitung terlebih dahulu jumlah jumlah yang harus diproduksi supaya mencapai titik impas atau break even point.

BEP unit produk = Fixed Cost / (Price – Variabel Cost)

= 2.000.000 / (40.000 – 20.000) = 100 buah topi

BEP nilai penjualan  = Fixed Cost / (1 – (Variabel Cost/Price))

= 2.000.000 / (1 – (20.000/40.000) = Rp 4.000.000

Maka Anda harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp 4.000.000 untuk mencapai BEP. Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga jual per unit.

BEP = 100 x Rp 40.000 = Rp 4.000.000

Menentukan break even poin adalah hal yang penting untuk sebuah usaha, namun masih banyak perusahaan yang tidak menyadari hal ini, dan hal ini juga termasuk dalam pengendalian manajemen risiko. Untuk menentukan BEP, Anda juga memerlukan aplikasi pencatatan untuk setiap transaksi yang terjadi. Aplikasi yang mudah dioperasikan dan juga aman untuk setiap data yang Anda simpan. Anda bisa mempercayakan software Accurate online untuk pencatatan transaksi dan pengolahan akuntansi usaha Anda. Anda bisa mencoba demo accurate online melalui link ini.

Anda bisa membaca artikel menarik lainnya dibawah ini :